saat itu Aru dan keluarganya baru saja pindah ke kompleks kami. hari Minggu sore, Aru datang ke rumah kami dan memperkenalkan diri selayaknya tetangga baru. hal ini telah dilakukan kedua orangtuanya dua hari yang lalu. berhubung Aru sedang sibuk kuliah, ia baru sempat bertamu di hari Minggu. aku masih ingat betul senyum ramahnya kali pertama, karena saat ia bertamu akulah yang membukakan pintu untuknya.
"permisi,"ucapnya.
"ya, ada apa, ya?"tanyaku.
"ehem..."ia berdeham sebelum melanjutkan kalimatnya,"nama saya Gaharu, tetangga depan yang baru pindah minggu lalu,"katanya.
"oh, silakan masuk kalau begitu!"aku membukakan daun pintu selbar mungkin dan mempersilakannya masuk ke ruang tamu kami.
"kalo boleh tau, nama kamu siapa?"tanyanya sambil mengulurkan tangan.
"nama aku Chiquita, tapi panggil aja gue, eh, aku Chiku,"ucapku canggung sambil membalas jabat tangannya.
"ahahaha... kalo gitu lo juga boleh panggil gue Aru,"timpalnya dibarengi dengan tawa renyah yang berhasil mencair kebekuan di antara kami.
"permisi,"ucapnya.
"ya, ada apa, ya?"tanyaku.
"ehem..."ia berdeham sebelum melanjutkan kalimatnya,"nama saya Gaharu, tetangga depan yang baru pindah minggu lalu,"katanya.
"oh, silakan masuk kalau begitu!"aku membukakan daun pintu selbar mungkin dan mempersilakannya masuk ke ruang tamu kami.
"kalo boleh tau, nama kamu siapa?"tanyanya sambil mengulurkan tangan.
"nama aku Chiquita, tapi panggil aja gue, eh, aku Chiku,"ucapku canggung sambil membalas jabat tangannya.
"ahahaha... kalo gitu lo juga boleh panggil gue Aru,"timpalnya dibarengi dengan tawa renyah yang berhasil mencair kebekuan di antara kami.